WELCOME

” Blogger ini bukan merupakan forum penghakiman ataupun penuduhan. tetapi merupakan kesempatan proses pembelajaran strategis untuk mengasah dan membangun nalar yang konstruktif/kristis, kemampuan konseosi dan taktik belajar yang efektif

Selasa, 19 Oktober 2010

Keadilan Sosial: (Amos 5:7-13)


Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan yang mengempaskan kebenaran ketanah! Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap seperti malam : Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya keatas permukaan bumi Tuhan itulah nama-Nya. Dia yang menimpakan kebinasaan atas yang kuat,sehinggga kebinasaan datang atas tempat yang berkubu. Mereka benci kepada yang memberi teguran dipintu gerbang, dan merek keji kepada yasng berkata dengan tulus ikhlas. Sebab itu, karena kamu menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya, sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya. Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin dipintu gerbang. Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat.

Keadilan sosial bukan lagi sesuatu yang baru bahkan sudah sangat sering dibicarakan dikalangan pemerintah, masyarakat, gereja dan lembaga sosial lainnya. Namun pada kenyataannya sangat sulit diwujudkan.      Keadilan sosial yang dimaksudkan dalam nats ini adalah keadilan yang memperhatikan orang-orang yang tertindas,orang yang membutuhkan pertolongan dan orang yang lemh sehingga bagaimana kita bias mendapatkan keadilan sosial yang nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. DiIndonesia, sila kelima dari pancasila juga belum mendapat Interpretasi yang sesungguhnya. Kesulitan mewujudkannyatakan keadilan sosial, menimbulkan rasa pesimis dan aptis yang mendalam dikalangan masyarakat. Bahkan gereja yang diharapkan dapat menjawab pergumulan sosial warga justru lebih banyak menfokuskan diri dalam soal-soal rutinitas dan serimonial. Kepedulian sosial sebagai refleksi iman merupakan hal yang pokok keadilan sosial adalah memberikan kepada sesame apa yang menjadi bagian atau haknya. Pada zaman nabi Amos terjadi ketidakadilan sosial, penindasan dan perampasan kepada orang yang lemah. Hal ini mendapat kecaman dari Tuhan.

Peribadahan dan serimonial berjalan, namun itu hanya formalitas belaka. Tuhan benci kepada orang munafik, yang menyembunyikan kekejiannya dibalik ibadah yang nampak. Ibadah tanpa tindakan  yang nyata adalah polesan semata, sama halnya dengan sikap orang Farisi dan ahli Taurat pada zaman Yesus. Akibat keserakahan dari sekelompok orang yang cinta akan harta dan kuasa banyak orang menderita kerinduan untuk lepas dari penderitaan tak pernah kunjung tiba. Akibatnya semakin tinggi tingkat kejahatan, seperti ; perkosaan, perjudian, pembunuhan, seks bebas, dll. Saat ini GMKI diperhadapkan pada personal tanah salemba apakah GMKI mau mendengarkan suara Tuhan sebagai organisasi yang berlebelkan Kristen atau organisasi preman yang hanya membuet kekersan.

Ada satu pertanyaan apakah GMKI mendapatkan keadiln dalam memperjuangan tanah salemba?  Keadilan adalah langkah pertama untuk kasih. Jika keadilan memberi kepada pihak lain akan haknya, namun kasih memberi lebih dri haknya. Tujuan pemberian dengan bermotifkan kasih ini adalah mewujudkan cit-cita yang sama, yang saling merasakan dan menikmati pemberian Tuhan. Jika keadilan telah nyata didunia maka damai sejahtera { Syalom } tinggal dan hidup bersama – sama dengan kita. Kebebasan Kristen adalah mutlak bermurah hati dan berbuat adil kepada orang lain, bahkan untuk memperkaya diri sendiri { baca Matius 20 : 1- 16 } tentang pemilik kebun anggur yang bermurah hati dan solider kepada orang miskin dan para penganggur. Memang banyak orang  yang tidak menyadari bahwa segala sesuatunya adalah milik Allah yang diperuntukkan untuk kesejhteraan setiap orang, bukan sebagian. Allah tidak pernah membenarkan segelintir orang menguasai harta lalu menindas orang lain, malah sebaliknya mengajak supaya lebih peduli kepada mereka yang lemah {lihat lukas 4 : 18- 19 }.                                                                   

Bahan Diskusi                                                                          
1.       Menurut Pengalaman kita mengapa terjadi ketidak adilan sosial di Indonesia ?
2.      Menurut saudara apa yang dilakukan gereja, perguruan tinggi, masyarakat dalam menyikapi ketidakadilan sosial yang terjadi?
3.      Apa peran pemuda, mahasiswa dalam menghadapi ketidak adilan sosial dibangsa ini ?
4.      Apa Tanggapan kita terhadap kasus salemba apakah itu keadilan atau tidak berikan argument ?
5.      Apa solusi yang akan diberikan untuk ketidakadilan sosial dibangsa ini ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar