WELCOME

” Blogger ini bukan merupakan forum penghakiman ataupun penuduhan. tetapi merupakan kesempatan proses pembelajaran strategis untuk mengasah dan membangun nalar yang konstruktif/kristis, kemampuan konseosi dan taktik belajar yang efektif

Kamis, 21 Oktober 2010

KRISIS NASIONALISME


A.       Prolog
Bangas Indonesia sedang menghadapi krisis nasional yang bersifat multinasional seperti krisis social, krisis akhlak, krisis politik, krisis disipilin nasional, krisis moneter atau ekonomi, dan bahkan krisis kemanusiaan. Terjadi nya distorsi social antara kaum borjuasi dan kamu proletar kian membumi, akhlak atau moral dari sebagain pemimpin dan masyarakat cenderung pragmatisme dan hedonisme sehingga menimbulkan peitisme humanisme dan solidaritas. Kepercayaan rakyat terhadap pemerintah semakin tipis , nilai rupiah semakin remuk, dan Putus Hubungan Kerja (PHK) dan pengangguran semakin lepas dari perhatian dan pandangan pemerintah serta makin tumpulnya rasa kemanusiaan yang menghinggapi sebagaian para penyelenggara negara dan juga sebagian anggota masyarakat.

Perjalanan rezim Orde Baru (Orba) selama tiga puluh tahun mendapat apresiasi dari sebagian masyarakat dalam hal pembangunan namun orba juga telah menghadirkan penyakit social dan ekonomi yang melewati batas seperti Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), degenerasi moral yang hampir menyeluruh di segala sector kehidupan. Tampaknya ada dua sebab utama yang perlu dicermati:
1.              System social, politik, dan ekonomi yang di bangun ternyata tidak lagi tenable dan sustainable karena tidak menjamin adanya akuntabilitas dan kreativitas
2.             Struktur mental yang korup dan predatorik ternyata tumbuh semakin parah dari waktu ke waktu selama kurun waktu tiga puluh tahun terakhir ini.

Bila banyak di antara para penyelenggara Negara sudah tidak jujur, berkelakuan khianat pada amanat rakyat, tidak bertanggungjawab, melakukan distorsi dan disinformasi, serta bebal dan kurang tangkas berpikir, maka yang kita saksikan adalah ketidak jujuran social, politik, ekonomi, transparansi, dan munculnya sebagain pemimpin yang tidak memenuhi kualafikasi. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan sekarang ini pada dasarnya berawal dari kepemimpinan yang kurang jujur, kurang akuntabel, kurang transparan, dan kurang cerdas.

Oleh karena itu ada dua kata kunci yang harus yang harus dipegang oleh rakyat Indonesia untuk mengatasi berbagai krisis yang dihadapi adalah “kebersamaan” dan “keadilan”. Kebersamaan mengandung makna sbagai bangsa yang majemuk dari segi agam, suku, ras dan bahasa karena kemajemukan kebhinekaan. Bhineka Tunggal Ika adalah salah satu rahasia kekuatan bangsa. Sedangkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia adalah satu keharusan, satu syarat, serta condition sine non bagi stabilitas dan kelestarian eksistensi bangsa Indonesia. Karena tanpa adanya keadilan dalam arti luas, keadian social, ekonomi, politik, dan pendidikan dapat membawa bangsa ini pada krisis eksistensial yang sangat serius. Bung Karno pernah mengajarkan pada bangsa Indonesia untuk selalu ambeg paramarta yaitu mengutamakan kepentingan orang banyak dan mengorbankan kepentingan diri sendiri.

Republik Indonesia berdiri bukan karena adanya paksaan dari salah satu suku yang besar, melainkan adanya rasa persatuan yang murni dari semua suku yang beragam budaya, agama, dan keturunan menjadi satu bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar